-->

Sedotan

Sedotan mungkin dianggap sebagai salah satu penemuan yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Dengan sedotan, dalam beberapa kondisi, minum jadi lebih mudah dan nikmat.

Selain itu, sedotan juga dianggap bermanfaat untuk kesehatan gigi. Sedotan dapat membantu menurunkan kerusakan gigi karena asam yang disebabkan minuman berkarbonasi. Sedotan akan membantu mengalirkan cairan minuman langsung ke kerongkongan tanpa mengenai gigi.


Namun tahukah Anda bagaimana sejarah munculnya sedotan di pasaran? Siapa penciptanya?

'Kelahiran' sedotan disinyalir ada pada 2000-3000 Sebelum Masehi. Sedotan ditemukan dalam sebuah makan milik orang Sumeria di Irak. kala itu, sedotan yang ditemukan dibuat dari emas dan batu berharga lainnya.

Warga Argentina dan sekitarnya juga membuat sedotan yang disebut sebagai bombilla. 

Dikutip dari Witty Feed, sedotan pertama yang ditemukan digunakan untuk minum bir. Kemungkinan besar, sedotan dipakai untuk menghindari berbagai produk padat hasil fermentasi yang mengendap di bagian bawah.

Dalam perkembangannya, sedotan dibuat dari berbagai bahan, termasuk rye grass. Meski murah namun penggunaan rye grass membuat rasa minuman terasa sedikit seperti rumput.

Sampai akhirnya sedotan modern dibuat dengan bahan kertas. Adalah Marvin Stone yang memiliki ide untuk membuat sedotan berbahan kertas saat minum di tengah cuaca panas di Washington DC.

Dia mematenkan temuan sedotan kertasnya yang ditemukan pada 1888. Kala itu sembari menikmati minuman mint julepnya dia menggulung kertas di luar pensil dan membuatnya jadi gulungan kecil. Dia mengoleskan lem di antara gulungannya.

"Sedotan kertas menemui masa kematiannya perlahan-lahan di tahun 1960-1970an," kata David Rhodes, manajer di Aardvark Paper Drinking Straw, sebuah perusahaan sedotan kertas.

"Di pertengahan tahun 70-an, mereka semua hilang."


Namun di tahun 1961, sedotan plastik mulai dikenal. Aslinya, ini dibuat karena sebuah kesalahan yang dilakukan di tahun 1940 di Ohio. Kesalahan ini dibuat karena seorang pembuat sedotan berbahan kaca. Namun demi keamanan pengguna, sedotan mulai dibuat dengan bahan dasar plastik, bukan kaca.

Penemuan selanjutnya dikembangkan 40 tahun kemudian di San Francisco. Adalah Joseph B. Friedman yang terinspirasi untuk membuat sedotan saat menyaksikan putrinya kesulitan menikmati milkshake dari gelas tinggi. Dia masih kesulitan meskipun sudah dibantu dengan sedotan yang lurus.

Dia pun mengakali sedotan lurus ini dan membuatnya jadi bengkok. Sedotan tipe ini dipatenkan pada 1937. Sedotan ini pun terkenal dan masih digunakan sampai saat ini.

Namun, seperti tren fesyen, tren sedotan juga ikut berputar kembali. Mengutip Bon Appetit, era sedotan kertas pun kembali. Di akhir tahun 90-an, sedotan tipe ini kembali ddikenal.

Mereka mulai tren kembali seiring dengan isu ramah lingkungan yang mulai terdengar .Namun, apakah menggunakan sedotan memang lebih baik?

Keuntungan minum lewat sedotan

Memang masih ada pro dan kontra keuntungan dan kerugian minum lewat sedotan. Ada yang mengatakan minum lewat sedotan dapat membantu menghindari jumlah gula yang terminum, sehingga akan membantu mengurangi efek cairan dan asam minuman yang masuk ke mulut Anda sehingga gigi Anda tetap putih.

Menurut Dr. Euan Swan, manager program gigi di Canadian Dental Association, yang dikutip oleh Best Health Magazine mengungkapkan, “Minum pakai sedotan akan meminimalisir kontak gula dengan gigi Anda.”

Menurut laporan sebuah jurnal dari General Dentistry, the Academy of General Dentistry’s (AGD), minum melalui sedotan juga dapat mengurangi masalah gigi berlubang. Laporan tersebut dibuat dengan cara memantau kebiasan minum partisipan dan ditemukan bahwa beberapa faktor seperti frekuensi meneguk dan lamanya minuman berada di mulut, akan mempengaruhi jenis, lokasi dan tingkat keparahan kerusakan gigi.

Gigi berlubang biasanya terjadi di gigi bagian belakang, dan minum secara langsung dari gelas atau botol dapat mempengaruhi jumlah cairan yang menyebar di dalam mulut. Namun, gigi berlubang juga ditemukan di bagian depan tepat di belakang bibir, jika orang tersebut meminum melalui sedotan.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh dr. Mark Burhenne yang dikutip oleh Ask the Dentist, yang menyebut bahwa meminum dengan sedotan tetap tidak membuat perbedaan. Cairan tetap bisa Anda rasakan, maka efek dari gula dan asam tetap bisa merusak gigi Anda. Jika Anda menyentuhkan sedotan di antara bibir di depan gigi, efek makanan tetap bisa merusak gigi. Sama halnya dengan menyentuhkan sedotan di antara gigi Anda, bagian belakang gigi tetap bisa mengalami kerusakan. Yang perlu Anda ingat adalah lidah selalu berkontak dengan gigi, jadi jika minuman Anda bisa menyentuh lidah Anda, tentu saja gigi Anda pun akan terkena dampaknya.

Menurut Mohamed A. Bassiouny, DMD, Msc, PhD, pemimpin dari laporan ini, “Pilihan terbaik Anda adalah posisikan sedotan di belakang mulut ketika Anda meneguk minuman, dengan begitu akan mengurangi jumlah cairan yang terkontak dengan gigi Anda.”

Kerugian minum pakai sedotan

Minum dengan sedotan diketahui dapat menyebabkan keriput di sekitar mulut. Keriput dapat terjadi karena Anda akan mengerutkan bibir Anda ketika meminum dari sedotan. Memang keriput tidak akan terjadi dalam waktu semalam. Namun, kebiasaan minum pakai sedotan akan lambat laun membentuk lipatan di sekitar mulut, sehingga jika dilakukan secara berulang-ulang dapat menyebabkan kulit meregang.

Dampak lain yang terjadi ketika meminum dari sedotan adalah masalah pada pencernaan Anda, bisa berupa gas berlebih atau perut kembung. Mengapa bisa demikian? Alasannya adalah ketika Anda minum lewat sedotan air, ada kemungkinan Anda menelan udara lebih banyak pada setiap tegukan dibanding dengan Anda minum secara langsung. Udara ini akan mengumpul di usus dan dapat menimbulkan perut kembung dan rasa tak nyaman akibat gas.





Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter